Diorama

Kenangan itu masih berputar seperti telah bertemu poros yang tepat. Harummu masih ada disini. Disetiap sudut ruangan. Beberapa kali aku mencoba kembali ke masa itu, memikirkan masa depan yang lebih baik bukan seperti ini. Tapi luka yang kau tinggalkan membuatku lupa harus meminta tanggung jawab pada siapa. Aku selalu berusaha mengingatkan untuk mengatakan yang baik tentangmu. Meskipun kau meninggalkanku seorang diri beserta kenangan indah itu. 

Bukankah janji itu harusnya kau tepati? Melangkah bersamaku kedalam diorama yang kita bangun bersama. Melihat bintang yang bertaburan di malam dingin, dengan tawa yang terhias di kedua wajah kita?

Poros yang rasanya ingin ku lenyapkan, sehingga aku tidak perlu mengingatmu dan merasakan sakit yang begitu dalam, meskipun itu artinya harus kehilangan kenangan indah bersamamu. Melupakanmu ternyata butuh waktu lebih keras daripada aku harus jatuh cinta padamu saat dulu. Bahkan perasaan keras ini sudah tidak tahu harus diapakan. Semuanya seperti bokeh, bergemerlap tidak jelas hanya seperti tetes embun pada kaca yang terkena cahaya. Terang dalam ketidak jelasan yang berujung. Aku begitu merindukanmu hingga muak dengan hidupku sendiri. Dapatkah Tuhan memaafkanku dan mengembalikanmu padaku, aku berjanji akan menjagamu lebih baik dari sebelumnya. 

1 komentar:

amanda mengatakan...

I really like the new look of your blog, you will definitely need one night to make it beautiful. visit my blog http://www.weandserendipity.com/?m=1