Teori Modernisasi oleh Daniel Lerner: Implikasi dan Kritik


Pendahuluan

Teori Modernisasi oleh Daniel Lerner merupakan salah satu teori penting dalam sosiologi. Teori ini berkembang pada era pasca Perang Dunia II, di mana keinginan untuk modernisasi dan kemajuan ekonomi serta sosial menjadi fokus utama bagi banyak negara berkembang. Dalam artikel ini, akan dibahas secara detail mengenai teori Modernisasi oleh Daniel Lerner, termasuk latar belakang teori, konsep-konsep utama, serta kritik dan implikasi dari teori ini.

Latar Belakang Teori

Teori Modernisasi oleh Daniel Lerner pertama kali diperkenalkan pada tahun 1958 melalui bukunya yang berjudul "The Passing of Traditional Society". Lerner sendiri merupakan seorang profesor sosiologi di Universitas Columbia yang tertarik untuk mempelajari perubahan sosial di negara-negara berkembang. Menurut Lerner, negara-negara berkembang harus melakukan modernisasi dalam segala aspek kehidupan untuk dapat mencapai kemajuan ekonomi dan sosial yang diinginkan.

Konsep-Konsep Utama Teori Modernisasi

A.   Modernisasi

Modernisasi menurut Lerner adalah proses perubahan sosial yang berlangsung di negara-negara berkembang. Proses ini melibatkan perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern yang ditandai dengan kemajuan ekonomi, teknologi, pendidikan, dan kesehatan. Lerner percaya bahwa modernisasi adalah satu-satunya cara bagi negara-negara berkembang untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan yang diinginkan.

B.  Nilai-Nilai Modern

Lerner mengidentifikasi sejumlah nilai modern yang perlu diterapkan oleh masyarakat untuk memulai proses modernisasi. Nilai-nilai ini termasuk rasionalitas, individualisme, dan kesetaraan. Menurut Lerner, nilai-nilai ini akan menggantikan nilai-nilai tradisional yang berbasis pada kepatuhan, ketergantungan, dan otoritas.

C.   Media Massa

Media massa menurut Lerner adalah faktor yang sangat penting dalam proses modernisasi. Lerner percaya bahwa media massa dapat membantu menyebarkan nilai-nilai modern dan mengubah pandangan masyarakat terhadap dunia. Ia juga mengidentifikasi dua tipe media massa: media massa primordial yang cenderung memperkuat nilai-nilai tradisional, dan media massa sekunder yang lebih cenderung memperkuat nilai-nilai modern.

Kritik Terhadap Teori Modernisasi

Meskipun teori Modernisasi oleh Daniel Lerner cukup populer pada masanya, banyak kritikus yang meragukan validitas teori ini. Beberapa kritik terhadap teori Modernisasi antara lain:

A.   Fokus pada Negara-Negara Berkembang

Teori Modernisasi Lerner hanya berfokus pada negara-negara berkembang dan menganggap bahwa modernisasi adalah satu-satunya cara bagi negara-negara tersebut untuk mencapai kemajuan. Kritikus mengatakan bahwa teori ini mengabaikan peran yang dimainkan oleh negara-negara yang maju dalam proses modernisasi dan tidak mempertimbangkan kemungkinan bahwa negara-negara maju juga mengalami perubahan budaya dan sosial yang signifikan.

B.   Kesalahan dalam Mengidentifikasi Nilai-Nilai Tradisional

Beberapa kritikus juga menuduh Lerner telah salah mengidentifikasi nilai-nilai tradisional. Menurut kritikus, Lerner terlalu simplistik dalam menggambarkan nilai-nilai tradisional dan tidak mempertimbangkan kompleksitas dan keragaman budaya yang ada di negara-negara berkembang.

C.   Tidak Memperhitungkan Konflik Sosial

Teori Modernisasi Lerner mengabaikan konflik sosial dan ketimpangan yang mungkin terjadi selama proses modernisasi. Kritikus mengatakan bahwa teori ini tidak mempertimbangkan potensi konflik antara kelompok-kelompok yang memegang nilai-nilai tradisional dan kelompok-kelompok yang menganut nilai-nilai modern.

Implikasi Teori Modernisasi Teori Modernisasi memiliki beberapa implikasi yang penting, antara lain:

A.   Peningkatan Pendidikan dan Kesehatan

Teori Modernisasi Lerner mengakui pentingnya pendidikan dan kesehatan dalam proses modernisasi. Oleh karena itu, negara-negara berkembang harus mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan dan kesehatan.

B.   Pengembangan Teknologi dan Infrastruktur

Teori Modernisasi juga menekankan pentingnya pengembangan teknologi dan infrastruktur. Negara-negara berkembang harus mengembangkan teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi ketergantungan pada teknologi asing. Selain itu, negara-negara berkembang juga harus membangun infrastruktur yang memadai untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

C.   Pengaruh Media Massa

Teori Modernisasi mengakui pengaruh media massa dalam proses modernisasi. Oleh karena itu, negara-negara berkembang harus memperhatikan peran media massa dan memastikan bahwa media massa yang ada mendukung nilai-nilai modern.

Kesimpulan

Teori Modernisasi oleh Daniel Lerner merupakan salah satu teori penting dalam sosiologi. Teori ini menekankan pentingnya modernisasi dalam mencapai kemajuan ekonomi dan sosial di negara-negara berkembang. Meskipun teori ini cukup populer pada masanya, banyak kritikus yang meragukan validitasnya dan mengkritik asumsi-asumsi yang terkandung dalam teori ini. Namun demikian, teori Modernisasi memiliki implikasi yang penting bagi negara-negara berkembang dalam mengembangkan ekonomi dan masyarakat yang lebih maju.

 

Referensi:

Lerner, D. (1958). The passing of traditional society: Modernizing the Middle East. New York: Free Press.

Inglehart, R. (1997). Modernization and postmodernization: Cultural, economic, and political change in 43 societies. Princeton, NJ: Princeton University Press.

Rostow, W. W. (1960). The stages of economic growth: A non-communist manifesto. Cambridge, UK: Cambridge University Press.

 


Tidak ada komentar: