Ketika seseorang memutuskan untuk bermigrasi ke lingkungan baru, ia harus beradaptasi dengan lingkungan yang asing dan mungkin juga berbeda budayanya. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya identitas budaya mereka dan menyebabkan masalah identitas. Namun, keluarga migran memiliki dinamika yang unik dalam menjaga identitas budaya mereka di lingkungan baru. Dalam artikel ini, akan dijelaskan bagaimana teori interaksionisme simbolik oleh George Herbert Mead dapat digunakan untuk memahami dinamika keluarga migran dalam menjaga identitas budaya mereka.
Pengertian Interaksionisme Simbolik
Teori interaksionisme simbolik adalah teori sosiologi yang menyatakan bahwa individu membangun pemahaman mereka tentang dunia melalui interaksi sosial dengan orang lain. Teori ini menekankan pentingnya simbol dan tanda-tanda dalam proses sosial dan bagaimana simbol dan tanda-tanda tersebut dipahami dan diterapkan oleh individu dalam interaksi sosial.
Identitas Budaya dan Migrasi
Migrasi dapat memengaruhi identitas budaya seseorang karena mereka berpindah ke lingkungan yang berbeda dengan nilai dan norma yang berbeda pula. Hal ini dapat menyebabkan kebingungan identitas dan kehilangan hubungan dengan budaya mereka. Namun, keluarga migran memiliki dinamika yang unik dalam menjaga identitas budaya mereka. Mereka dapat mengembangkan strategi untuk mempertahankan identitas mereka, seperti mempertahankan tradisi dan bahasa keluarga mereka, serta berpartisipasi dalam komunitas migran untuk mempertahankan kebudayaan mereka.
Komunikasi dalam Keluarga Migran
Komunikasi dalam keluarga migran dapat memainkan peran penting dalam menjaga identitas budaya mereka di lingkungan baru. Keluarga migran seringkali menggunakan bahasa asli mereka dalam komunikasi sehari-hari, yang membantu mempertahankan hubungan dengan budaya mereka. Selain itu, komunikasi juga dapat digunakan untuk membicarakan dan mempertahankan tradisi keluarga, serta merayakan perayaan budaya.
Pertemanan dalam Komunitas Migran
Keluarga migran juga dapat membangun persahabatan dan jaringan dalam komunitas migran. Hal ini membantu mereka merasa terhubung dengan orang yang memiliki pengalaman dan latar belakang budaya yang sama, serta memberikan dukungan dan dorongan untuk menjaga identitas budaya mereka.
Pendidikan Anak Pendidikan anak-anak keluarga migran dapat memainkan peran penting dalam menjaga identitas budaya mereka di lingkungan baru. Keluarga dapat mengajarkan bahasa dan tradisi keluarga mereka kepada anak-anak mereka, serta mengirim mereka ke sekolah yang menawarkan pengajaran bahasa dan budaya asli mereka.
Kesenangan dan Hiburan
Keluarga migran juga dapat menjaga identitas budaya mereka dengan melakukan kegiatan yang menarik dan menghibur yang terkait dengan budaya mereka. Misalnya, keluarga dapat menonton film atau acara televisi dari negara asal mereka, atau menghadiri festival dan acara budaya yang diadakan di lingkungan sekitar. Hal ini membantu mereka tetap terhubung dengan budaya mereka dan juga memperkenalkan budaya mereka kepada orang lain di lingkungan baru.
Pengaruh Lingkungan Sekitar
Lingkungan sekitar juga dapat mempengaruhi upaya keluarga migran dalam menjaga identitas budaya mereka. Jika lingkungan mendukung multikulturalisme dan menerima keberagaman budaya, maka keluarga migran akan lebih mudah untuk mempertahankan identitas budaya mereka. Namun, jika lingkungan cenderung homogen dan menolak keberagaman budaya, maka keluarga migran mungkin mengalami kesulitan dalam menjaga identitas budaya mereka.
Peran Gender
Peran gender juga dapat memainkan peran dalam menjaga identitas budaya keluarga migran di lingkungan baru. Misalnya, wanita seringkali bertanggung jawab dalam menjaga tradisi keluarga dan mempertahankan hubungan dengan budaya mereka. Namun, ini juga dapat membatasi peran wanita dalam mengeksplorasi budaya baru dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
Kesimpulan
Dalam menjaga identitas
budaya di lingkungan baru, keluarga migran memiliki dinamika yang unik. Teori
interaksionisme simbolik oleh George Herbert Mead dapat membantu memahami
dinamika ini, dengan menekankan pentingnya simbol dan tanda-tanda dalam proses
sosial. Komunikasi dalam keluarga, pertemanan dalam komunitas migran,
pendidikan anak, kesenangan dan hiburan, pengaruh lingkungan sekitar, dan peran
gender semuanya memainkan peran penting dalam menjaga identitas budaya keluarga
migran di lingkungan baru. Dengan memahami dinamika ini, kita dapat membantu keluarga
migran mempertahankan identitas budaya mereka dan merasa terhubung dengan
lingkungan mereka.
Sumber:
Mead, G. H. (1934). Mind, self, and society. University of
Chicago Press.
Berry, J. W. (1997). Immigration, acculturation, and adaptation.
Applied psychology, 46(1), 5-34.
Rumbaut, R. G. (1994). The crucible within: Ethnic identity,
self-esteem, and segmented assimilation among children of immigrants.
International migration review, 28(4), 748-794.
Phinney, J. S. (1990). Ethnic identity in adolescents and adults:
Review of research. Psychological bulletin, 108(3), 499-514.