Perlahan aku mulai melupakan wajah itu. Beberapa saat lalu menangis untuk yang menjadi lelah. Kemudian ia datang mengingatkanku. Cinta yang lebih awal aku kenal. Perlahan wajahmu mulai hilang. Pikiranku tak lagi tentangmu seorang. Jauh dari waktu saat hatiku terpaut padamu. Tapi ia lebih dulu datang menyampaikan senyum yang menggetarkanku. Aku lupa denganmu dan mulai mengingatnya lagi. Begitu mudah namun rasanya baru. Meski muskil untuk melupakan setiap frasa yang berkelebatan didalam pikiranku, tapi dia memenangkannya kemudian mengalahkanmu sebagai yang kedua.


***
Ceritanya beberapa hari lalu menemukan sebuah video beberapa tahun lalu setelah mengetikkan sebuah nama seseorang yang bila aku ucapkan namanya masih membuatku perlu menarik napas lebih dalam dan lebih lama sekaligus merasakan sensasi yang dulu pernah aku rasakan. Kata seorang teman ketika kamu menyukai seseorang lebih dari 5 tahun bukan lagi suka tapi cinta. Sedang cinta aku tak tahu artinya. Tapi mungkin, hanya mungkin, dia pemenangnya. Bahkan tak jarang sesudahnya aku masih berdoa menyebut namanya meminta kepada Penulis Takdir, iseng-iseng jika Tuhan menuliskan jodohku dengan namanya.

Tidak ada komentar: