Ketika itu rasanya karma tiada akhir. Aku begitu peduli tentangmu, setiap hari aku ingin tahu kabarmu. Bagaimana tidurmu, apa yang menjadi santapanmu hari itu. Pada saat itu bibir ini tiada henti berucap doa untuk kebahagiaanmu. Hingga tak terasa saat ini aku begitu lelah dengan drama tiada akhir dalam hidupku. Ketika saat ini tidak ada lagi alasan untuk menemuimu, dan berbagi peluk serta cium denganmu. Kita hanya dapat saling mengusap air mata, meminta maaf dan mengusahakan memori-memori itu terhapus dalam benak kita masing-masing. Hingga perasaan kita saling menghilang, merubah dari saling mencinta kemudian membenci dan saling tidak peduli. Bahagiaku bukan lagi dirimu, duniaku juga bukan lagi dirimu dan saat-saat berhargaku saat ini adalah dengan kekuatan diriku tanpamu. Jika suatu saat bertemu, berjanjilah satu hal bahwa kita akan saling bertegur sapa dan melontarkan senyum kebahagiaan atas kemenangan menghapus memori indah itu. Maka aku dan kamu pasti akan puas, saling bahagia dengan keadaan kita saat ini, tidak saling serang dan menjatuhkan rasa cemburu seperti kala itu. Aku dan kamu hanya dua manusia dinamis yang tak pernah bisa menjadi statis hanya karena perasaan. Karena aku yakin kita sudah bahagia.

Tidak ada komentar: