Sebuah rindu tersirat dari semburat warna merah merona di pipinya. Menatap penuh kasih pada seseorang dihadapannya. Matanya terasa panas dan air pun mulai menuruni pipinya yang merona. Terasa getaran dari sebuah bongkahan darah dalam dada yang menelusur keseluruh tubuh. Tarikan napas yang cukup berat terdengar bersamaan hembusan napas pelan dari bibirnya yang ranum.
"Aku rindu.." Itulah kata-kata pertama yang harus didengar sosok dihadapannya. Laki-laki itu melangkahkan kakinya, menyibakkan kedua lengannya yang panjang dan menarik perempuan itu ke delam pelukannya. Harum yang sangat dirindukan membawanya melintasi memori lama. Tentang betapa indahnya hari-hari lalu sebelum akhirnya keduanya memilih untuk berpisah.
Tubuhnya yang tinggi, kulitnya yang sawo matang dan rambutnya yang kini dipotong berbeda dibanding terakhir kali perempuan itu melihatnya. Membuat wajah baru dalam ingatan yang paling akhir untuk saat ini. Rasa hangat yang menjalar serta usapan lembut pada rambutnya terasa begitu dalam. Perempuan itu tahu bahwa ia merasakan hal yang sama. Semuanya adalah kesalahannya, pergi kemudian kembali datang dan menyatakan kerinduan adalah sebuah hal yang sulit diterima oleh laki-laki itu. Meskipun rindu juga hadir dalam setiap detik yang dilewati dalam hidupnya.