Siang ini hujan mengguyur bumi yang sedikit tandus. Bulan sudah memasuki musim penghujan namun rintik air langit masih sangat jarang terlihat di sudut kota khatulistiwa ini. Awan hitam sering beriringan seolah bergandeng tangan hanya untuk menakuti manusia yang lupa membawa payung hari itu. Banyak dari mereka yang berharap hujan tidak turun saat itu, namun aku selalu berharap sebaliknya. Hujan sangat indah di sisi lain dari petir, kilat dan gluduk yang bersahutan. Hawa dingin yang sering kali di bawa oleh hujan sangat membuai tubuh seolah beragam aktivitas hangat menjadi sangat nikmat untuk dirasakan.
Mungkin yang memiliki harapan hujan terus menerus turun adalah tumbuhan serta ikan. Hanya untuk berharap Tuhan masih memberi umur panjang kepada mereka dan juga manusia, sehingga kami dapat menikmati keagunganNya. Tumbuhan mungkin berbisik jika mereka terlihat semakin cantik dan segar seolah baru saja mendapatkan perawatan dari tangan yang Maha Kuasa.
Terkadang rintik hujan yang membawa aroma harum tanah kering dan membuatku lupa diri, seolah waktu berputar ke belakang, mengajakku bertamsya mengelilingi waktu yang aku rindukan. Beberapa hal yang tidak penting namun dirindukan, beberapanya lagi hal yang sangat indah dan sangat dirindukan. Berada dalam bus kota, menanti perhentian halte berikutnya sambil berharap cemas jika barang yang di bawa tidak akan basah. Berharap banyak tangan kecil yang tersenyum riang dikala hujan datang membawa rezeki untuk mereka, ojek payung yang berkendara menggunakan payung berserta cerita-cerita suka duka mereka. Hal sederhana dikala harapan hujan hanya reda ketika aku berada di luar teduhanku. Atau hal yang sangat berharga untuk dilupakan. Bersama seseorang terkasih kala itu. Tertawa bersama menembus hujan menuju pulang dengan naik motor dan jas hujan  ponco yang memiliki kepala dua. Berpelukan sepanjang jalan, bercerita, tertawa hingga lupa bahwa hujan telah reda namun kami masih memakai jas hujan berwarna oranye yang masih kuingat. Kala itu aku ingat apa yang aku katakan di bawah jembatan layang di perbatasan bogor dan depok bahwa kamu adalah superhero untukku. Kamu orang yang sangat spesial yang pernah Tuhan hadirkan dalam hidupku. Seorang kekasih, sahabat, kakak dan guru kehidupanku. Kamu selalu membuatku tertawa dan marah disaat yang bersamaan. Kamu adalah racun dan juga penawar yang harus aku telan bersamaan. Begitu indah kala itu hingga menolak hilang dari kenangan yang pernah aku rasakan. Hujan membawa begitu banyak cerita. Suka duka bercampur membawa simphony yang sulit dijelaskan. Aku tidak meminta waktu berputar ulang atau berhenti di kala kenangan termanis terputar diotakku. Aku pun sudah bahagia bersama rintik hujan dan secangkir kopi hitam tak bergula yang membawa aroma nikmat bersama harum tanah kering seolah mereka berpelukan.
Terlalu banyak kalimat hyperbola yang terangkai untuk bercerita tentang hujan, seolah hujan begitu indah untukku, namun begitulah kenyataannya, aku suka musim ini, terlepas nyamuk yang menari dan bernyanyi setiap saat disudut rumah.

Tidak ada komentar: