Selasa,
25 April 2017
Diary of College..
Diary ini merupakan bentuk tugas mingguan yang wajib dikerjakan mahasiswa UNJ
khususnya prodi Sosiologi Pembangunan B 2014, sebagai bentuk pertimbangan nilai
diakhir semester enam ini.
Kali ini saya akan memposting kajian materi yang
dibahas pada pertemuan ke-4. Pada pertemuan ini akan lebih menjelaskan secara
singkat pada perbedaan Hak Relativisme dan Hak Universalisme. Dimana dalam
prosesnya terjadi ketegangan antara dua penganut 2 paham yang berbeda ini.
Universalisme terfokus pada individu. Individu yang
mengatur atau mengontrol negara dan masyarakat. Negara tidak mempunyai hak
untuk menentukann nasib warganya. Hak Universalisme mencerminkan pada
masyarakat di massa modern ini. hal tersebut terlihat dari bagaimana Hak Universalisme
menjunjung tinggi nilai individualisme. Individu menjadi pusat perhatian dari
kebebasan yang diberikan. Biasanya di anut oleh negara yang menggunakan sistem
pemerintahan liberal. Hak-hak universal juga menganggap bahwa hak atau
kebebasan yaang diterima oleh individu merupakan hak yang ditentukan oleh
dirinya sendiri. Universalisme mengkritik bahwa relativisme merupakan paham
yang dianut oleh masyarakat primitif.
Kebalikan dari Universalisme, Relativisme menganggap
bahwa Budaya setempatlah yang menjadi pedoman dalam mengatur masyarakat. Budaya
yang didalamnya terdapat nilai, norma, dan ketentuan-ketentuan yang merupakan
hasil dari kesepakatan yang diambil dari suara masyarakat. Budaya ada untuk
menjaga keharmonisan masyarakat. Relativisme lahir dan dikembangkan oleh kaum
komunitarian (suatu kaum yang muncul di Amerika Selatan) yang pada awalnya
ingin meningkatkan kesejahteraan komunal yang telah hilang. Menurut mereka
sesorang tidak bisa hidup tanpa komunalnya, atau seorang individu tidak bisa
hidup sendiri. Berbeda sekali dengan penganut Universalisme yang menganggap hak
Individu diatas segalanya. Relativisme justru memandang bahwa Universalisme
justru membuat sesorang menjadi individualis dan egois karena mementingkan hak
pribadinya. Relativisme mengkritik Universalisme dengan mengatakan bahwa HAM
yang berkembaang saat ini berasal dari individu yang terkristalisasi dari
budaya-budaya yang berkembang.
Source: diolah
dari hasil perkuliahan dari dosen Matakuliah HAM dan Pembangunan