Perilaku Konsumtif Masyarakat Kota dan Pengaruh Status Sosial: Perspektif Teori Struktural-Fungsional oleh Emile Durkheim


Masyarakat modern kota memiliki perilaku konsumtif yang tinggi, dimana mereka cenderung menghabiskan uang untuk membeli barang-barang yang tidak diperlukan. Konsumsi yang berlebihan ini dapat mengakibatkan terjadinya hutang, kekurangan dana untuk kebutuhan dasar, dan masalah finansial lainnya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumtif masyarakat kota adalah status sosial.

Teori Struktural-Fungsional oleh Emile Durkheim menjelaskan bahwa masyarakat terdiri dari berbagai sistem sosial yang saling berkaitan, dan setiap sistem memiliki fungsi yang berbeda dalam menjaga keseimbangan sosial. Status sosial merupakan bagian dari sistem sosial yang berfungsi sebagai pengaturan dan pemisah dalam masyarakat.

Status sosial memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku konsumtif masyarakat kota. Seorang individu dengan status sosial yang tinggi cenderung mengkonsumsi barang-barang mahal dan bergengsi untuk mempertahankan statusnya. Sedangkan individu dengan status sosial rendah cenderung mengkonsumsi barang-barang yang murah dan lebih terjangkau, karena mereka tidak mampu membeli barang-barang yang lebih mahal.

Pengaruh status sosial terhadap perilaku konsumtif juga terlihat dalam pola pembelian masyarakat kota. Masyarakat dengan status sosial tinggi cenderung membeli barang-barang yang lebih eksklusif dan bermerek, sedangkan masyarakat dengan status sosial rendah lebih memilih barang-barang yang murah dan fungsional. Hal ini dapat dilihat dari jenis barang yang dijual di toko-toko yang menyasar konsumen dari berbagai golongan sosial.

Selain itu, media juga memiliki peran penting dalam mempengaruhi perilaku konsumtif masyarakat kota. Iklan dan promosi dari media cenderung menampilkan produk-produk yang mahal dan bergengsi, sehingga membuat konsumen tertarik untuk membeli barang-barang tersebut dan mempertahankan status sosial mereka.

Meskipun status sosial memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku konsumtif masyarakat kota, namun hal ini bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif. Faktor-faktor seperti pengaruh teman, keluarga, dan budaya juga memainkan peran penting dalam membentuk perilaku konsumtif masyarakat.

Dalam konteks teori Struktural-Fungsional oleh Emile Durkheim, perilaku konsumtif masyarakat kota dapat dipandang sebagai bagian dari fungsi sistem sosial yang mempertahankan keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat. Namun, konsumsi yang berlebihan dapat mengganggu keseimbangan sosial dan memicu masalah finansial yang lebih besar.

Sebagai kesimpulan, status sosial memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku konsumtif masyarakat kota. Meskipun hal ini merupakan bagian dari fungsi sistem sosial dalam menjaga keseimbangan dan stabilitas masyarakat, namun konsumsi yang berlebih an dapat mengganggu keseimbangan sosial dan memicu masalah finansial yang lebih besar. Oleh karena itu, penting untuk memiliki kesadaran tentang pengaruh status sosial dalam perilaku konsumtif dan berusaha untuk mengatur pengeluaran secara bijak.

Dalam konteks teori Struktural-Fungsional oleh Emile Durkheim, masyarakat perlu menjaga keseimbangan antara fungsi sistem sosial dan kebutuhan individu. Konsumsi yang berlebihan dapat mengganggu keseimbangan ini, sehingga perlu ada kesadaran dan pengaturan yang tepat dalam memenuhi kebutuhan individu tanpa mengabaikan fungsi sistem sosial.

Untuk mengatasi perilaku konsumtif yang berlebihan, beberapa langkah dapat dilakukan, antara lain:

1.      Menyadari pengaruh status sosial dalam perilaku konsumtif dan berusaha untuk tidak terlalu terpengaruh oleh status sosial.

2.      Membuat anggaran pengeluaran bulanan dan mengatur pengeluaran sesuai dengan kebutuhan.

3.      Menjauhi godaan konsumtif dengan tidak mengikuti tren dan mode yang berlalu-lalang.

4.      Berbelanja dengan bijak dengan mempertimbangkan kualitas, kegunaan, dan harga barang yang akan dibeli.

5.      Menjaga keseimbangan antara kebutuhan dan keinginan, dan memprioritaskan kebutuhan yang lebih penting.

Dalam rangka menjaga stabilitas sosial dan mencegah terjadinya masalah finansial yang lebih besar, penting bagi masyarakat kota untuk memahami dan mengontrol perilaku konsumtif mereka. Dengan kesadaran dan pengaturan yang tepat, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan individu tanpa mengabaikan fungsi sistem sosial dalam menjaga keseimbangan dan stabilitas masyarakat.

 

Sumber:

Durkheim, E. (1893). The division of labor in society. Free Press.

Hirschman, A. O. (1970). Exit, voice, and loyalty: Responses to decline in firms,               organizations, and states. Harvard University Press.

Kasser, T. (2002). The high price of materialism. MIT Press.

Merton, R. K. (1957). Social theory and social structure. Free Press.

Roberts, J. A., & Clement, A. (2007). Materialism and satisfaction with over-all quality of         life and eight life domains. Social Indicators Research, 82(1), 79-92.

Schor, J. (1998). The overspent American: Upscaling, downshifting, and the new            consumer. Basic Books.

Sundaram, A., & Mitra, R. (2014). Social status, perceived discrimination and consumer           demand. Journal of Economic Psychology, 43, 20-33.

Veblen, T. (1899). The theory of the leisure class: An economic study of institutions.     Macmillan.

 

 

Tidak ada komentar: